Bahan isolator kaca cermin

Rizky andriawan, Rizky Bahan isolator kaca cermin. Bahan isolator kaca cermin.

[img] Text
Rizky isolator.doc
Restricted to Registered users only until 30 October 2018.

Download (56kB) | Request a copy

Abstract

Kaca cermin adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal pada tetapi pada kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm³ kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm², kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm². Karena kekuatan tariknya relative kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.[1]

Item Type: Article
Additional Information: I. PENDAHULUAN Pada umumnya isolasi digunakan untuk mengamankan bagian yang aktif pada peralatan listrik, untuk meminimalisir arus bocor, yang tentunya sangat tidak diharapkan pada bidang kelistrikan. Salah satu bahan isolasi adalah kaca. Kaca sebenarnya tergolong mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk dan keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan cara pemanasan (pembakaran), pengerasan, dan pelumeran.Kaca biasanya terbentuk apabila bahan cair yang didinginkan dengat cepat tidak membentuk suatu kristal,dengan demikian tidak memberikan cukup masa untuk kristal tersebut terbentuk.Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan muatan yang merupakan bentuk kegagalan listrik apabila tegangan yangditerapkan melampaui kekuatan isolasinya. Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat.[2] II. PERMASALAHAN 1. Kaca merupakan material yang cukup berat. Setidaknya bobot dari kaca ini lebih berat daripada plastik dan akrilik. 2. Kaca bersifat getas yang membuatnya gampang sekali pecah apabila menerima tumbukan gaya, tekanan, atau beban. 3. Kaca tergolong bahan bangunan yang harganya lumayan mahal. Jadi penggunaan kaca pada desain harus direncanakan dengan baik. 4. Kaca yang jumlahnya terlalu banyak dapat mengurangi tingkat keamanan suatu bangunan, terutama bila tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. 5. Kaca mudah cepat kotor meskipun pembersihannya pun tidak terlalu sulit. Tetapi bagi Anda yang sibuk, kondisi ini tentu menjadi masalah. 6. Kaca tidak aman untuk anak-anak. Anak Anda bisa saja memecahkan kaca tersebut dan terluka akibat serpihannya. 7. Kaca selain meneruskan cahaya juga meneruskan panas. Pemasangan kaca yang berlebihan dapat membuat suasana interior terasa gerah. III. SOLUSI Berhati-hati dalam pemakaian kaca tersebut karena kaca bisa pecah setiap saat. Perawatan yang extra agar kaca tidak berdebu dan tidak pecah.[3] IV. CARA KERJA Umumnya cermin terdiri dari dua lapisan. Pada cermin biasa, lapisan terdepan hanyalah berupa kepingan kaca biasa. Sedangkan lapisan belakangnya adalah lapisan yang terdiri dari zat yang mengkilap. Biasanya yang digunakan adalah lapisan tipis alumunium yang disebarkan secara merata di permukaan kaca lapis kedua sehingga menciptakan efek memantulkan bayangan pada cermin. Namun teknik pembuatan cermin dua arah berbeda dengan pembuatan cermin biasa. Dalam cermin dua arah, yang dalam bahasa Inggris disebut two-ways mirror, lapisan pemantul dipasangkan pada kedua sisi kepingan kaca. Bedanya, pada cermin dua arah, komposisi perak yang dipasang hanyalah setengah dari total luas permukaan kepingan kaca sehingga setengah dari cahaya yang melewati cermin dua arah akan diteruskan dan setengahnya lagi akan dipantulkan. Melihat melalui cermin dua arah hampir mirip dengan melihat melalui kain dengan anyaman yang jarang. Anda dapat melihat melalui kain tersebut karena dalam kain tersebut terdapat lubang-lubang kecil yang memungkinkan anda melihat melaluinya. Dalam cermin dua arah juga terdapat lubang-lubang kecil seperti itu, namun ukurannya sangat jauh lebih kecil dan lubang-lubangnya pun lebih merata di seluruh permukaan cermin. Namun cermin dua arah tidak dapat digunakan begitu saja. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar cermin dapat bekerja sebagai cermin dua arah. Bila syarat tersebut tidak dipenuhi maka cermin dua arah tersebut hanya akan menjadi cermin biasa saja yang hanya memantulkan bayangan seperti cermin biasa. Syarat tersebut yaitu bahwa salah satu ruangan harus memiliki penerangan yang lebih terang daripada ruangan yang lainnya. Bila seseorang melihat cermin dua arah dari ruangan yang lebih terang, maka dia akan melihat pantulan dari ruangan yang terang tempat dia berdiri. Sedangkan sebaliknya jika seseorang melihat cermin dua arah dari ruangan yang lebih gelap, maka dia akan melihat menembus melalui cermin seperti sedang melihat melalui kaca. Hal ini disebabkan karena bila seseorang melihat cermin dua arah dari ruangan yang lebih terang, maka dia akan mendapat dua sumber cahaya yaitu pantulan dari ruangan yang lebih terang tempat dia berdiri dan cahaya dari ruangan lainnnya yang lebih gelap. Cahaya pantulan dari ruang yang lebih terang tentunya jauh lebih besar intensitasnya dari cahaya ruang yang lebih gelap. Sehingga cermin dua arah akan terlihat seperti cermin biasa. Sebaliknya, bila dilihat dari ruangan yang lebih gelap, pengamat akan mendapat sumber cahaya yang jauh lebih besar intensitasnya dari ruangan lainnya. Cahaya dari ruangan dia berdiri juga akan dipantulkan, namun jumlahnya lebih sedikit karena lebih gelap. Sehingga cermin dua arah pun akan terlihat seperti kaca biasa. Namun bila kedua ruangan sama terangnya maka cermin dua arah akan terlihat seperti kaca biasa dan orang dalam kedua ruangan pun dapat saling melihat.[4] V. KESIMPULAN Cermin membentuk bayangan melalui proses pemantulan. Bayangan yang dibentuk dapat berupa bayangan nyata dan ataupun maya. Kedua bayangan tersebut dapat dilihat oleh mata , tetapi hanya bayangan nyata yang dapat difokuskan di layar.[5]
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Engineering > School of Electronics Engineering
Depositing User: Jamaaluddin Jamaaluddin
Date Deposited: 23 Mar 2018 09:01
Last Modified: 23 Mar 2018 09:01
URI: http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/827

Actions (login required)

View Item View Item